
Pendapatan GoTo Naik 53 Persen di Kuartal I 2022, Apa Penyebabnya?
CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Andre Soelistyo mengatakan perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan 53 persen pada kuartal I 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan pendapatan pun lebih baik ketimbang akhir 2021.
“Kami mencatat petumbuhan yang solid pada ketiga bisnis kami,” kata CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Andre Soelistyo dalam konferensi pers virtual, Senin, 30 Mei 2022.
Emiten berkode GOTO itu berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dari tiga lini bisnis utamanya.
Ketiganya adalah on-demand services lewat Gojek, e-commerce via Tokopedia, dan financial technology (fintech) di 2021 dan kuartal I 2022.
Keseluruhan nilai transaksi atau gross transaction value (GTV) GoTo tumbuh 46 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 140 triliun.
Sementara itu, fokus GoTo pada monetisasi menghasilkan pertumbuhan pendapatan bruto menjadi Rp 5,2 triliun.
Capaian ini lebih tinggi ketimbang pertumbuhan GTV GoTo dan mencerminkan pertumbuhan take rate dari 3,5 persen menjadi 3,7 persen.
Kondisi ini didorong oleh monetisasi pada segmen e-commerce dan on-demand yang lebih baik.
Di periode ini, pendapatan bersih mencapai Rp 1,5 triliun, naik 7,14 persen dari sebelumnya Rp 1,4 triliun.
Adapun tahun lalu, pendapatan bruto GoTo tumbuh 45 persen yoy mencapai Rp 17,1 triliun dari Rp 11,85 triliun.
Sedangkan pendapatan bersih naik 9 persen menjadi Rp 5,30 triliun dari Rp 4,82 triliun.
Sepanjang 2021, GTV perusahaan pun menembus Rp 461,60 triliun atau naik 40 persen dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp 330,18 triliun.
Dari jumlah GTV ini, kontribusi bisnis on-demand services (mobilitas, pesan antar makanan dan bahan kebutuhan pokok, dan logistik) mencapai Rp 50,31 triliun di 2021 atau naik 25,21 persen dari Rp 40,18 triliun.
Kemudian konstibrusi e-commerce senilai Rp 230,59 triliun, tumbuh 45,82 persen dari Rp 158,13 trliiun, dan financial technology (fintech) sebanyak Rp 214,91 triliun, melesat 80 persen dari sebelumnya Rp 119,52 triliun.
“GTV layanan mobilitas tumbuh 73 persen yoy dan telah pulih 70 persen jika dibandingkan kondisi pra-pandemi seiring dengan pelonggaran PPKM pada penghujung kuartal ini,” tutur Andre.